If we do exist
You will feel me
And come to me now
You will not let me loose this belief again
Or make it more feeble
And i will make you stronger as well
Because we unite
We resonance, again
We surender
And we just love
Teach everyone that it’s far from wishful thinking
That God send us to do this mission
And win this mission
I love you dearest
For keeping me belief
even if we have never technically be given the chance to show it to the world
That we win it even before we realize it
18 Maret 2010 22:52 rumah
a book where pictures, words, expression, voices, mimiques, emotions are drawn..... ~~~~~~drawing has to be without rule~~~~~
Showing posts with label almost fiction. Show all posts
Showing posts with label almost fiction. Show all posts
Monday, March 22, 2010
Wednesday, November 18, 2009
[almost fiction] Tanjung Tinggi
Silahkan ambil ruang itu
Tempat yang kalian sebut dermaga
Atau pantai di utara Jakarta
Dimana semesta kita semua bertubrukan
Tuhan pun telah menggariskan ku menemukan tempat ini
Ketenangan, keluasan, kebersahajaan dan keramahan ini
Bahwa disini ku turut bisa berlabuh
Mencintai kembali pertemuan tanah dan air yang selalu mega
Tanjung Tinggi menjadi bagian dari semesta mulai pagi ini
Mengisi ruang yang berantakan
Mengganti sesak menjadi lapang
Warna, bunyi, harum yang mendamaikan
18 Oktober 2009
Tanjung Tinggi, Belitung
Tempat yang kalian sebut dermaga
Atau pantai di utara Jakarta
Dimana semesta kita semua bertubrukan
Tuhan pun telah menggariskan ku menemukan tempat ini
Ketenangan, keluasan, kebersahajaan dan keramahan ini
Bahwa disini ku turut bisa berlabuh
Mencintai kembali pertemuan tanah dan air yang selalu mega
Tanjung Tinggi menjadi bagian dari semesta mulai pagi ini
Mengisi ruang yang berantakan
Mengganti sesak menjadi lapang
Warna, bunyi, harum yang mendamaikan
18 Oktober 2009
Tanjung Tinggi, Belitung
Monday, November 16, 2009
[almost fiction] dari november ke november
ingin bermain layang-layang
supaya bisa menikmati angin dan matahari
ingin bermain sepeda
supaya bisa menikmati peluh dan cakrawala
ingin bermain di taman
supaya bisa menikmati harum dan embun
sudah dua kali november sering seperti ini
Friday, July 24, 2009
[almost fiction] kubangan
Mungkin saya sudah terlalu lama berkubang dalam simplifikasi
Kubangan yang kadang memang nyinyir
Karena pahit masih terkecap
Menyeruak terus padahal tak selalu bawa lega
Ingin cukup sampai disini
Melangkah dan menapak keluar dari kubangan
Menikmati matahari dan rumput dan angin dan burung dengan cara yang berbeda
Tanpa perlu mual mengingat kubangan
Kubangan yang kadang memang nyinyir
Karena pahit masih terkecap
Menyeruak terus padahal tak selalu bawa lega
Ingin cukup sampai disini
Melangkah dan menapak keluar dari kubangan
Menikmati matahari dan rumput dan angin dan burung dengan cara yang berbeda
Tanpa perlu mual mengingat kubangan
[almost fiction] perayaan
Dan kita merayakan setiap jam-jam..
jam-jam kelam.. jam-jam terang..
menikmati keanehan kita
menerima kerendahan kita
bahwa kita masih jatuh ke kubangan yang sama
bahwa kita masih menyimpan ragu
kadang sesal, bahkan kesal
di perayaan ini kita menguatkan satu percaya
bahwa kita sama dengan semua
sama dengan semua yang ternyata sama anehnya
sama lemah dan sama rendahnya
dan oleh karena semua itu, kita dan semua dituntun
tanpa sadar atau penuh sadar saling bersentuhan dan bersinggungan di tengah, pinggir dan pusat semesta
setelah ini kita tetap tak perlu harus tau segala
dan segala pertanyaan adalah awal dari harapan
jam-jam kelam.. jam-jam terang..
menikmati keanehan kita
menerima kerendahan kita
bahwa kita masih jatuh ke kubangan yang sama
bahwa kita masih menyimpan ragu
kadang sesal, bahkan kesal
di perayaan ini kita menguatkan satu percaya
bahwa kita sama dengan semua
sama dengan semua yang ternyata sama anehnya
sama lemah dan sama rendahnya
dan oleh karena semua itu, kita dan semua dituntun
tanpa sadar atau penuh sadar saling bersentuhan dan bersinggungan di tengah, pinggir dan pusat semesta
setelah ini kita tetap tak perlu harus tau segala
dan segala pertanyaan adalah awal dari harapan
Saturday, February 28, 2009
[almost fiction] cengkerama
pikir: hati... tenang...
rasa: iya.. terima kasih..
rasa: ayo bercerita.. biarkan aku terlena, agar terlelap lalu bangun dan menjejak. kamu mau kan ?
pikir: tentu saja sayang.. menangislah kalau kamu mau.. meringkuk juga tak apa.. aku akan bercerita bahwa semua akan baik-baik saja.. bahwa rasamu adalah rasa terindah, dan bahwa kamu mencinta dan dicinta..
rasa: [serasa mengecil dan memadat, lengkap]
pikir: tak apa..
rasa: iya tak apa..
rasa: iya.. terima kasih..
rasa: ayo bercerita.. biarkan aku terlena, agar terlelap lalu bangun dan menjejak. kamu mau kan ?
pikir: tentu saja sayang.. menangislah kalau kamu mau.. meringkuk juga tak apa.. aku akan bercerita bahwa semua akan baik-baik saja.. bahwa rasamu adalah rasa terindah, dan bahwa kamu mencinta dan dicinta..
rasa: [serasa mengecil dan memadat, lengkap]
pikir: tak apa..
rasa: iya tak apa..
Friday, February 27, 2009
Monday, January 19, 2009
[almost fiction] cumbuan sore
Akhirnya sore mencumbu
Bak rindu yang berbalas
Sore ini segar namun hangat
Dan semua senang pelukannya
Setelah seminggu penuh hujan dan hujan
Kota ini berair
Memaksa penduduknya untuk mendingin
Agar tenang merayap ke dalam
Kota ini pun banjir
Kedatangan tamu setahun sekali
Banyak yang sudah bersiap
Karena sudah biasa bahkan langganan
Kembali ke sore yang hangat
Ke rindu yang dibalas
Dan mentari yang tak lelah menjawab
Bahwa ia masih hadir bersama hangat dan asa
19 Januari 2009 16:44
Taman Menteng
Bak rindu yang berbalas
Sore ini segar namun hangat
Dan semua senang pelukannya
Setelah seminggu penuh hujan dan hujan
Kota ini berair
Memaksa penduduknya untuk mendingin
Agar tenang merayap ke dalam
Kota ini pun banjir
Kedatangan tamu setahun sekali
Banyak yang sudah bersiap
Karena sudah biasa bahkan langganan
Kembali ke sore yang hangat
Ke rindu yang dibalas
Dan mentari yang tak lelah menjawab
Bahwa ia masih hadir bersama hangat dan asa
19 Januari 2009 16:44
Taman Menteng
Wednesday, December 24, 2008
[almost fiction] yang berulang
tidak perlu takut
dan merasa beda
karena ini hanya yang berulang
rasa yang menafasi sejarah manusia
karena dunia butuh ini semua untuk berulang
setiap penasaran
setiap senang
setiap kecewa
dan setiap luka
karena dunia butuh ini semua untuk berulang
mungkin ini ibadah bagi dunia padaNya
lewat yang berulang, Ia merengkuh hambaNya
sekaligus mengisi lega di hati hambaNya
cakewalk
22 Desember 2008
17:57
dan merasa beda
karena ini hanya yang berulang
rasa yang menafasi sejarah manusia
karena dunia butuh ini semua untuk berulang
setiap penasaran
setiap senang
setiap kecewa
dan setiap luka
karena dunia butuh ini semua untuk berulang
mungkin ini ibadah bagi dunia padaNya
lewat yang berulang, Ia merengkuh hambaNya
sekaligus mengisi lega di hati hambaNya
cakewalk
22 Desember 2008
17:57
Monday, December 22, 2008
[almost fiction] tanda-tanda
Pukul 11:56 malam. Sekitar 4 menit lagi menuju pergantian hari.
Hari ini penuh dengan beragam tanda. Walau mereka berkonvergen dan membuat saya tak kuasa untuk kembali membaca. Membaca tanda adalah sesuatu yang sekarang tanpa berani bisa dilakukan lagi. Setelah masa meluruh itu. Bacaan mana lagi yang kuasa saya baca. Karena percaya dan yakin dengan alat membaca itu sudah luruh. Mungkin akan kembali berguna. Tapi waktu akan menemani pembelajarannya sebelum ia kembali meluncur di tengah semesta. Ups. Bahkan tak ada lagi definisi dan komposisi semesta. Semesta yang dulu meriah dan riuh. Lupa bahkan kalau punya semesta. Tapi tanpa semesta juga bukan berarti jelek. Karena tanpa semesta kita tak perlu punya limit. semua menjadi bagian dan juga tidak menjadi bagian.
Ok kita balik ke tanda. Tanda-tanda nya banyak. Sampai saya terhenyak. Dan tak bisa mengelak. Merasa tidak lagi signifikan, saya hanya bisa memandang mereka. Walau mereka minta diperhatikan, minta digubris.
Pada akhirnya, saya juga membaca siiih.. dan mengakui konvergensi tanda-tanda ini. Walau tetap tak berani mengamini adanya relevansi. Biar saja. Biar maknanya jadi intertemporal karena harus ditunggu biar muncul sendiri. Tanpa diundang. Seperti tanda-tanda hari ini.
Dan saya kembali hampir kosong. Ya kosong karena ini sisa masa meluruh kemarin. Ya hampir kosong karena sukma tak pernah akan padam.
Seperti Naipaul bilang, jadi kosong bukan berarti menjadi sedih. Menjadi kosong berarti berkontemplasi.
Dan untuk musim ini. Biarlah tetap hampir kosong. Karena sepertinya ini lebih baik daripada menjadi penuh.
Dan untuk sementara. Semesta akan tumbuh.
22 Desember 2008
00:09
Hari ini penuh dengan beragam tanda. Walau mereka berkonvergen dan membuat saya tak kuasa untuk kembali membaca. Membaca tanda adalah sesuatu yang sekarang tanpa berani bisa dilakukan lagi. Setelah masa meluruh itu. Bacaan mana lagi yang kuasa saya baca. Karena percaya dan yakin dengan alat membaca itu sudah luruh. Mungkin akan kembali berguna. Tapi waktu akan menemani pembelajarannya sebelum ia kembali meluncur di tengah semesta. Ups. Bahkan tak ada lagi definisi dan komposisi semesta. Semesta yang dulu meriah dan riuh. Lupa bahkan kalau punya semesta. Tapi tanpa semesta juga bukan berarti jelek. Karena tanpa semesta kita tak perlu punya limit. semua menjadi bagian dan juga tidak menjadi bagian.
Ok kita balik ke tanda. Tanda-tanda nya banyak. Sampai saya terhenyak. Dan tak bisa mengelak. Merasa tidak lagi signifikan, saya hanya bisa memandang mereka. Walau mereka minta diperhatikan, minta digubris.
Pada akhirnya, saya juga membaca siiih.. dan mengakui konvergensi tanda-tanda ini. Walau tetap tak berani mengamini adanya relevansi. Biar saja. Biar maknanya jadi intertemporal karena harus ditunggu biar muncul sendiri. Tanpa diundang. Seperti tanda-tanda hari ini.
Dan saya kembali hampir kosong. Ya kosong karena ini sisa masa meluruh kemarin. Ya hampir kosong karena sukma tak pernah akan padam.
Seperti Naipaul bilang, jadi kosong bukan berarti menjadi sedih. Menjadi kosong berarti berkontemplasi.
Dan untuk musim ini. Biarlah tetap hampir kosong. Karena sepertinya ini lebih baik daripada menjadi penuh.
Dan untuk sementara. Semesta akan tumbuh.
22 Desember 2008
00:09
Sunday, December 21, 2008
[almost fiction] senja
warna langit sudah emas
berpendar-pendar jingga lewat awan
dan mentari menyentuh cakrawala
pamit meninggalkan lingkarnya
ini jembatan antara siang dan malam
benderang dan udara yang nyaman
dijeranglah tenang
ditengah ruh-ruh manusia dan alam
saling memanggil untuk pasrah
menghaturkan puji-pujian kepada Yang Kuasa
kembali ke fitrah untuk mencinta dan bahagia
ini jembatan antara siang dan malam
mengantar getar dan gema sukma-sukma yang berdoa
di rumah 21 Desember 2008 01:05
berpendar-pendar jingga lewat awan
dan mentari menyentuh cakrawala
pamit meninggalkan lingkarnya
ini jembatan antara siang dan malam
benderang dan udara yang nyaman
dijeranglah tenang
ditengah ruh-ruh manusia dan alam
saling memanggil untuk pasrah
menghaturkan puji-pujian kepada Yang Kuasa
kembali ke fitrah untuk mencinta dan bahagia
ini jembatan antara siang dan malam
mengantar getar dan gema sukma-sukma yang berdoa
di rumah 21 Desember 2008 01:05
Thursday, December 11, 2008
[almost fiction] pasang surut
berlanjut dan tidak pergi
seperti laut
yang terus pasang surut
tapi tidak pernah pergi
kadang bisa nikmat
sambil bawa derita
terus indah
dan terasa gundah
bisa juga lelah
tenang saja, karena semua tak akan membuatnya padam
akan terus hidup, berdetak, bermimpi dan lanjut menari
iringan lega bersama iman
Kamis 11 Desember 2008
Cakewalk, 16:34
seperti laut
yang terus pasang surut
tapi tidak pernah pergi
kadang bisa nikmat
sambil bawa derita
terus indah
dan terasa gundah
bisa juga lelah
tenang saja, karena semua tak akan membuatnya padam
akan terus hidup, berdetak, bermimpi dan lanjut menari
iringan lega bersama iman
Kamis 11 Desember 2008
Cakewalk, 16:34
Sunday, November 30, 2008
[almost fiction] persimpangan
Kami semua sampai di persimpangan
Dan kami tahu perjalanan pasti dilanjutkan
Persimpangan ini bukan perhentian
Bukan pula pelarian
Di persimpangan semua terjadi
Pertautan kuatnya logika dan masifnya emosi
Tak pernah ada jatuh bangkit seperti ini
Jatuh hampir padam namun bangkit hingga terang
Kami mengakui bahwa inilah transisi
Tak banyak yang mengetahui bahwa kami menikmati
Kami menafasinya dan terus mensyukurinya
Tetap dengan cara kami yang tak biasa
Masa ini kami berkontemplasi
Terus tak putus dan seperti tanpa henti
Dunia, tahanlah sebentar lagi
Tanpa limbung tanpa bingung kami kan mengisi kembali
30 November 2008
21:24
Pancious Pacific Place
Dan kami tahu perjalanan pasti dilanjutkan
Persimpangan ini bukan perhentian
Bukan pula pelarian
Di persimpangan semua terjadi
Pertautan kuatnya logika dan masifnya emosi
Tak pernah ada jatuh bangkit seperti ini
Jatuh hampir padam namun bangkit hingga terang
Kami mengakui bahwa inilah transisi
Tak banyak yang mengetahui bahwa kami menikmati
Kami menafasinya dan terus mensyukurinya
Tetap dengan cara kami yang tak biasa
Masa ini kami berkontemplasi
Terus tak putus dan seperti tanpa henti
Dunia, tahanlah sebentar lagi
Tanpa limbung tanpa bingung kami kan mengisi kembali
30 November 2008
21:24
Pancious Pacific Place
Friday, November 28, 2008
[almost fiction] bukan untuk paham
Bendungan dibuka
Lalu mengalir semua yang tersimpan
Juga meledak luka
Dan biar mereka terheran
Heran karena ini bukan cara mereka
Ini bertentang dengan nilai mereka
Namun tanpa ini akan ada yang terus menganga
Karena ada yang terus terbeda
Konfrontasi
Tak peduli lagi imaji
Konfrontasi
Justru karena peduli hati
Tapi apa mereka mengerti
Atau akankah memahami
Namun mengerti dan memahami bukanlah yang dicari
Walau itu bukan yang mereka pahami
27 Nov 2008
10:12
Sit in kelas Pak Aco Mikro2
Lalu mengalir semua yang tersimpan
Juga meledak luka
Dan biar mereka terheran
Heran karena ini bukan cara mereka
Ini bertentang dengan nilai mereka
Namun tanpa ini akan ada yang terus menganga
Karena ada yang terus terbeda
Konfrontasi
Tak peduli lagi imaji
Konfrontasi
Justru karena peduli hati
Tapi apa mereka mengerti
Atau akankah memahami
Namun mengerti dan memahami bukanlah yang dicari
Walau itu bukan yang mereka pahami
27 Nov 2008
10:12
Sit in kelas Pak Aco Mikro2
Tuesday, November 4, 2008
[almost fiction] mabuk muntah
Mari muntah
Dan terus bersulang
Makin dalam
Makin mabuk
Putar terus
Hingga hilang
Dan zap!
Kita pindah
Ini eskapisme
Hirup terus
Hingga penuh
Sirup terus
Hingga penuh
Lalu muntah
Keluar semua
Tanpa bersalah
Hingga berdarah
3 November 2008
09:43
Sit in kelas PE1
Dan terus bersulang
Makin dalam
Makin mabuk
Putar terus
Hingga hilang
Dan zap!
Kita pindah
Ini eskapisme
Hirup terus
Hingga penuh
Sirup terus
Hingga penuh
Lalu muntah
Keluar semua
Tanpa bersalah
Hingga berdarah
3 November 2008
09:43
Sit in kelas PE1
[almost fiction] of share
And we share the pain
We share the revolt
It cuts deep inside
And it paralyzes us outside
And we share the sickness
We share the hollow
It makes us vomit
And we hate it
But we share this fall
Because you chose not to share
And I’m noone who can change
So let me stop asking for my share
3 November 2008
Pagi baru bangun, mungkin sekitar 06:45
We share the revolt
It cuts deep inside
And it paralyzes us outside
And we share the sickness
We share the hollow
It makes us vomit
And we hate it
But we share this fall
Because you chose not to share
And I’m noone who can change
So let me stop asking for my share
3 November 2008
Pagi baru bangun, mungkin sekitar 06:45
Tuesday, October 28, 2008
[almost fiction] kembang api senin malam
hirup dalam dalam
angin laut bersama malam
agak dingin
sedikit lembap karena hujan sore tadi
dan kita tidak harus berhimpitan
tidak juga kasmaran
tapi lega
walau penasaran
lanjutkanlah bercerita, Sayang
menyingsing berlapis-lapis tabir
tentang duka, asa dan gembira
sambil mata bertaut mata
menemukan percaya disana
sepertinya malam dan laut turut merayakan
sepertinya semesta bahkan menggetarkan
malam itu senin malam yang biasa
penuh, riweh di utara Jakarta
namun mengapa kembang api berbinar terang di cakrawala ?
jika bukan karena syukur sukma dua taut yang meng-eka
-27 Oktober 2008
isya-
angin laut bersama malam
agak dingin
sedikit lembap karena hujan sore tadi
dan kita tidak harus berhimpitan
tidak juga kasmaran
tapi lega
walau penasaran
lanjutkanlah bercerita, Sayang
menyingsing berlapis-lapis tabir
tentang duka, asa dan gembira
sambil mata bertaut mata
menemukan percaya disana
sepertinya malam dan laut turut merayakan
sepertinya semesta bahkan menggetarkan
malam itu senin malam yang biasa
penuh, riweh di utara Jakarta
namun mengapa kembang api berbinar terang di cakrawala ?
jika bukan karena syukur sukma dua taut yang meng-eka
-27 Oktober 2008
isya-
Saturday, October 25, 2008
[almost fiction] cakap batin
Ku lanjut bergetar
Hingga batin bercakap
Dua dalam satu
Fikir dan rasa menyatu
Cengkerama tentang asa
Tengkar tentang susah
Tak perlu kesimpulan
Riuh di dalam
Rindu akan itu
Hidup rindu itu
25 Oktober 2008
12:38
Hingga batin bercakap
Dua dalam satu
Fikir dan rasa menyatu
Cengkerama tentang asa
Tengkar tentang susah
Tak perlu kesimpulan
Riuh di dalam
Rindu akan itu
Hidup rindu itu
25 Oktober 2008
12:38
Friday, October 24, 2008
[almost fiction] of understand
We just don’t understand
And we are just not yet able to understand why we can’t understand
We do want to understand
And we want to be understood that we just don’t understand
But then we start to understand
That it is not something easily understood
But then we start to understand
That even if we understand, it may not be similarly and simetrically understood
So let’s understand
That we just don’t understand
So let’s understand
That we are not understood that we just don’t understand
24 Oktober 2008
13:51
And we are just not yet able to understand why we can’t understand
We do want to understand
And we want to be understood that we just don’t understand
But then we start to understand
That it is not something easily understood
But then we start to understand
That even if we understand, it may not be similarly and simetrically understood
So let’s understand
That we just don’t understand
So let’s understand
That we are not understood that we just don’t understand
24 Oktober 2008
13:51
Wednesday, October 22, 2008
[almost fiction] Dewi
Temanku mengenal seorang Dewi
Sungguh beruntung ia bisa mengenal Dewi
Aku ingin ia bercerita tentang Dewi
Mungkin aku juga beruntung turut bisa mengenal Dewi
Temanku bercerita
Dewi adalah seorang pecinta
Dewi juga dicinta
Dewi tidak seperti manusia femina lainnya
Karena Dewi tidak takut didua, ditiga
Temanku bercerita
Bahwa ia senang menghabiskan waktu dengan Dewi
Mungkin temanku mencinta
Karena waktu hanya bisa habis dengan cinta duniawi
Temanku bercerita
Dewi selalu terbang ke tempat yang sama
Mungkin Dewi tidak perlu keliling dunia
Seperti manusia yang haus akan sesuatu yang beda
Aku terus bertanya
Agar temanku tidak berhenti bercerita
Dan ia pun berkata
Dewi brillian tapi pemalas
Aku terkejut
Namun lalu tersadar
Mungkin Dewi tak perlu melarut
Karena Dewi digapai dan tak ada yang perlu Dewi kejar
Sepertinya Dewi dilindungi
Dari kecewa
Dari murka
Dari nelangsa
Lalu temanku berhenti bercerita
Dan aku mulai malas bertanya
Karena bersama Dewi, temanku punya semesta
Dan ke dalamnya aku tak ingin melata
21 Oktober 2008
13:17
Sungguh beruntung ia bisa mengenal Dewi
Aku ingin ia bercerita tentang Dewi
Mungkin aku juga beruntung turut bisa mengenal Dewi
Temanku bercerita
Dewi adalah seorang pecinta
Dewi juga dicinta
Dewi tidak seperti manusia femina lainnya
Karena Dewi tidak takut didua, ditiga
Temanku bercerita
Bahwa ia senang menghabiskan waktu dengan Dewi
Mungkin temanku mencinta
Karena waktu hanya bisa habis dengan cinta duniawi
Temanku bercerita
Dewi selalu terbang ke tempat yang sama
Mungkin Dewi tidak perlu keliling dunia
Seperti manusia yang haus akan sesuatu yang beda
Aku terus bertanya
Agar temanku tidak berhenti bercerita
Dan ia pun berkata
Dewi brillian tapi pemalas
Aku terkejut
Namun lalu tersadar
Mungkin Dewi tak perlu melarut
Karena Dewi digapai dan tak ada yang perlu Dewi kejar
Sepertinya Dewi dilindungi
Dari kecewa
Dari murka
Dari nelangsa
Lalu temanku berhenti bercerita
Dan aku mulai malas bertanya
Karena bersama Dewi, temanku punya semesta
Dan ke dalamnya aku tak ingin melata
21 Oktober 2008
13:17
Subscribe to:
Posts (Atom)