This is why i love Nukila Amal's writings...
from "Seri Perjalanan" in 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008:
...Kami malah bercakap tentang pemandangan, kaktus yang tebal muka, panca indera, bebauan. Temanku seperjalanan bilang, kaktus-kaktus itu hanyalah cahaya yang terpental-pental di antara kita dan dunia, seperti halnya kicau burung di puncak kaktus hanyalah gelombang bunyi yang merambat dalam udara yang bergetar, atau rabaan jari pada duri kaktus adalah gelitik ujung-ujung saraf... Tapi indera penciuman itu istimewa, bebauan kita...
Kenapa dengan bebauan kita ? Tanyaku padanya.
...adalah bagian dari diri kita yang menerjang keluar batas diri, molekul-molekul diri yang bersentuhan dengan udara dan terhantar olehnya.
a book where pictures, words, expression, voices, mimiques, emotions are drawn..... ~~~~~~drawing has to be without rule~~~~~
Showing posts with label literature. Show all posts
Showing posts with label literature. Show all posts
Friday, November 20, 2009
Tuesday, October 28, 2008
Caping Goenawan Mohamad: Tawa
like always, Goenawan Mohamad inspires us..
read his Catatan Pinggir on 26 Oktober 2008, impressively yet humbly beautiful...
quoted from "Tawa":
'Kau menyukai lelucon dan aku menyukai tertawa. Justru ketika kita menyadari dengan sedikit sakit, harapan yang sulit dipenuhi, impian yang rasanya mustahil. Tampaknya lawak bisa juga sebuah tanda murung. Atau ketidakmampuan mencapai. Atau kesia-siaan.'
'Dengan kesadaran akan keterbatasan itu kita menemui manusia dengan mengakui sifatnya yang "komikal", comic acknowledgment, bukan dalam sifatnya dalam posisi sebagai pahlawan tragedi.'
'Dari sini, kita merayakan apa yang mungkin gagal tapi indah, menyambut apa yang tak tentu tapi pada tiap detik memberi alasan untuk hidup yang berarti.'
and i can only sigh....
read his Catatan Pinggir on 26 Oktober 2008, impressively yet humbly beautiful...
quoted from "Tawa":
'Kau menyukai lelucon dan aku menyukai tertawa. Justru ketika kita menyadari dengan sedikit sakit, harapan yang sulit dipenuhi, impian yang rasanya mustahil. Tampaknya lawak bisa juga sebuah tanda murung. Atau ketidakmampuan mencapai. Atau kesia-siaan.'
'Dengan kesadaran akan keterbatasan itu kita menemui manusia dengan mengakui sifatnya yang "komikal", comic acknowledgment, bukan dalam sifatnya dalam posisi sebagai pahlawan tragedi.'
'Dari sini, kita merayakan apa yang mungkin gagal tapi indah, menyambut apa yang tak tentu tapi pada tiap detik memberi alasan untuk hidup yang berarti.'
and i can only sigh....
Subscribe to:
Posts (Atom)