Monday, December 22, 2008

[almost fiction] tanda-tanda

Pukul 11:56 malam. Sekitar 4 menit lagi menuju pergantian hari.
Hari ini penuh dengan beragam tanda. Walau mereka berkonvergen dan membuat saya tak kuasa untuk kembali membaca. Membaca tanda adalah sesuatu yang sekarang tanpa berani bisa dilakukan lagi. Setelah masa meluruh itu. Bacaan mana lagi yang kuasa saya baca. Karena percaya dan yakin dengan alat membaca itu sudah luruh. Mungkin akan kembali berguna. Tapi waktu akan menemani pembelajarannya sebelum ia kembali meluncur di tengah semesta. Ups. Bahkan tak ada lagi definisi dan komposisi semesta. Semesta yang dulu meriah dan riuh. Lupa bahkan kalau punya semesta. Tapi tanpa semesta juga bukan berarti jelek. Karena tanpa semesta kita tak perlu punya limit. semua menjadi bagian dan juga tidak menjadi bagian.
Ok kita balik ke tanda. Tanda-tanda nya banyak. Sampai saya terhenyak. Dan tak bisa mengelak. Merasa tidak lagi signifikan, saya hanya bisa memandang mereka. Walau mereka minta diperhatikan, minta digubris.
Pada akhirnya, saya juga membaca siiih.. dan mengakui konvergensi tanda-tanda ini. Walau tetap tak berani mengamini adanya relevansi. Biar saja. Biar maknanya jadi intertemporal karena harus ditunggu biar muncul sendiri. Tanpa diundang. Seperti tanda-tanda hari ini.
Dan saya kembali hampir kosong. Ya kosong karena ini sisa masa meluruh kemarin. Ya hampir kosong karena sukma tak pernah akan padam.
Seperti Naipaul bilang, jadi kosong bukan berarti menjadi sedih. Menjadi kosong berarti berkontemplasi.
Dan untuk musim ini. Biarlah tetap hampir kosong. Karena sepertinya ini lebih baik daripada menjadi penuh.
Dan untuk sementara. Semesta akan tumbuh.



22 Desember 2008
00:09

No comments: